Selasa, 01 November 2016

Anatomi Rongga Mulut



BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Cavum oris atau rongga mulut merupakan ruangan fungsional yang menjadi bagian pertama dalam pencernaan. Cavum oris merupakan pokok bahasan ilmu dalam kedokteran gigi. Mempelajari cavum oris dapat membantu dalam penatalaksanaan kasus–kasus kedokteran gigi seperti dalam konservasi gigi, prostodonsia, orthodonsia, oral medicine, bedah mulut, periodonsia, dan kedokteran gigi anak. Cavum oris memiliki banyak fungsi diantaranya sebagai pencernaan awal yang dibantu dengan sekresi glandula salivarius, memanipulasi bunyi yang dihasilkan oleh laring, dan untuk pernapasan karena berhubungan dengan faring. Jika kesehatan rongga mulut terganggu, fungsi rongga mulut juga dapat terganggu.
Cavum oris terletak di inferior cavum nasi. Cavum oris dikelilingi labium oris dan pipi pada bagian samping dan anterior, palatum molle dan palatum durum di bagian atap, bagian dasar terdiri dari lingual dan gigi – geligi. Bagian belakang cavum oris membuka ke oropharynx melalui isthmus oropharyngeus. Otot utama pipi adalah m. buccinators yang bersama dengan lidah mengatur supaya makanan tetap berada di gigi molar saat dikunyah.
Mempelajari cavum oris berarti ikut mempelajari gigi geligi dan komponen-komponennya. Terdapat dua periode gigi yaitu decidui dan permanen. Gigi decidui berjumlah 20 (masing-masing kuadran terdiri dari 5) dan gigi permanen berjumlah 32 (masing-masing kuadran terdiri dari 8). Gigi terbentuk dari email, dentin, cementum, pulpa yang terdiri dari jaringan ikat, pembuluh darah dan saraf. Penjelesan komponen gigi tersebut akan dijelaskan dalam pembahasan makalah ini.
Dengan mempelajari cavum oris dan jaringan sekitarnya dapat membantu tenaga kesehatan gigi dalam mengetahui gejala klinis atau penyakit yang terjadi sehingga dapat menjalani pengobatan dan pencegahan guna mempertahankan fungsi dan struktur cavum oris dan jaringan sekitar.
Makalah ini akan membahas lebih dalam mengenai rongga mulut dan jaringan sekitarnya yang dapat membantu memperluas pengetahuan guna kemajuan tenaga kesehatan gigi.

1.2  Rumusan Masalah

1. Apa penjelasan dari rongga mulut?
2. Bagaimana struktur dan komponen yang ada di rongga mulut?
3. Apa saja bagian-bagian penyusun gigi?



1.3  Tujuan

1. Agar dapat mengetahui apa yang dimaksud rongga mulut
2. Agar dapat mengetahui apa saja jaringan di sekitarnya dan dapat memperluas
    pengetahuan mengenai gigi geligi
3. Agar mengetahui hubungan mempelajari rongga mulut dan jaringan sekitarnya
    dengan dunia kedokteran gigi
4. Agar tenaga kesehatan gigi dapat merencanakan prosedur pengobatan terhadap
    gejala yang terjadi di rongga mulut dan jaringan sekitarnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rongga mulut
Rongga mulut yang disebut juga rongga bukal, dibentuk secara anatomis oleh pipi, palatum keras, palatum lunak, dan lidah. Pipi membentuk dinding bagian lateral masing-masing sisi dari rongga mulut. Pada bagian eksternal dari pipi, pipi dilapisi oleh kulit. Sedangkan pada bagian internalnya, pipi dilapisi oleh membran mukosa, yang terdiri dari epitel pipih berlapis yang tidak terkeratinasi. Otot-otot businator (otot yang menyusun dinding pipi) dan jaringan ikat tersusun di antara kulit dan membran mukosa dari pipi. Bagian anterior dari pipi berakhir pada bagian bibir (Tortora et al., 2009). 

Gambar 2.1. Anatomi Rongga Mulut
(Tortorra et al., 2009)
2.1.1. Bibir dan Palatum
Bibir atau disebut juga labia, adalah lekukan jaringan lunak yang mengelilingi bagian yang terbuka dari mulut. Bibir terdiri dari otot orbikularis oris dan dilapisi oleh kulit pada bagian eksternal dan membran mukosa pada bagian internal (Seeley et al., 2008 ; Jahan-Parwar et al., 2011).
 Secara anatomi, bibir dibagi menjadi dua bagian yaitu bibir bagian atas dan bibir bagian bawah. Bibir bagian atas terbentang dari dasar dari hidung pada bagian superior sampai ke lipatan nasolabial pada bagian lateral dan batas bebas dari sisi vermilion pada bagian inferior. Bibir bagian bawah terbentang dari bagian atas sisi vermilion sampai ke bagian komisura pada bagian lateral dan ke bagian mandibula pada bagian inferior (Jahan-Parwar et al., 2011).
Kedua bagian bibir tersebut, secara histologi, tersusun dari epidermis, jaringan subkutan, serat otot orbikularis oris, dan membran mukosa yang tersusun dari bagian superfisial sampai ke bagian paling dalam. Bagian vermilion merupakan bagian yang tersusun atas epitel pipih yang tidak terkeratinasi. Epitel-epitel pada bagian ini melapisi banyak pembuluh kapiler sehingga memberikan warna yang khas pada bagian tersebut. Selain itu, gambaran histologi juga menunjukkan terdapatnya banyak kelenjar liur minor. Folikel rambut dan kelejar sebasea juga terdapat pada bagian kulit pada bibir, namun struktur tersebut tidak ditemukan pada bagian vermilion (Tortorra et al., 2009; Jahan-Parwar et al., 2011).
Permukaan bibir bagian dalam dari bibir atas maupun bawah berlekatan dengan gusi pada masing-masing bagian bibir oleh sebuah lipatan yang berada di bagian tengah dari membran mukosa yang disebut frenulum labial. Saat melakukan proses mengunyah, kontraksi dari otot-otot businator di pipi dan otot-otot orbukularis oris di bibir akan membantu untuk memosisikan agar makanan berada di antara gigi bagian atas dan gigi bagian bawah. Otot-otot tersebut juga memiliki fungsi untuk membantu proses berbicara. Palatum merupakan sebuah dinding atau pembatas yang membatasi antara rongga mulut dengan rongga hidung sehingga membentuk atap bagi rongga mulut. Struktur palatum sangat penting untuk dapat melakukan proses mengunyah dan bernafas pada saat yang sama. Palatum secara anatomis dibagi menjadi dua bagian yaitu palatum durum (palatum keras) dan palatum mole (palatum lunak).
Palatum durum terletak di bagian anterior dari atap rongga mulut. Palatum durum merupakan sekat yang terbentuk dari tulang yang memisahkan antara rongga mulut dan rongga hidung. Palatum durum dibentuk oleh tulang maksila dan tulang palatin yang dilapisi oleh membran mukosa. Bagian posterior dari atap rongga mulut dibentuk oleh palatum mole. Palatum mole merupakan sekat berbentuk lengkungan yang membatasi antara bagian orofaring dan nasofaring. Palatum mole terbentuk dari jaringan otot yang sama halnya dengan paltum durum, juga dilapisi oleh membran mukosa (Marieb and Hoehn, 2010; Jahan-Parwar et al., 2011).

2.1.2. Lidah
Lidah merupakan salah satu organ aksesoris dalam sistem pencernaan. Secara embriologis, lidah mulai terbentuk pada usia 4 minggu kehamilan. Lidah tersusun dari otot lurik yang dilapisi oleh membran mukosa. Lidah beserta otot-otot yang berhubungan dengan lidah merupakan bagian yang menyusun dasar dari rongga mulut. Lidah dibagi menjadi dua bagian yang lateral simetris oleh septum median yang berada disepanjang lidah. Lidah menempel pada tulang hyoid pada bagian inferior, prosesus styloid dari tulang temporal dan mandibula (Tortorra et al., 2009; Marieb and Hoehn, 2010 ; Adil et al., 2011).
Setiap bagian lateral dari lidah memiliki komponen otot-otot ekstrinsik dan intrinsik yang sama. Otot ekstrinsik lidah terdiri dari otot hyoglossus, otot genioglossus dan otot styloglossus. Otot-otot tersebut berasal dari luar lidah (menempel pada tulang yang ada di sekitar bagian tersebut) dan masuk kedalam jaringan ikat yang ada di lidah. Otot-otot eksternal lidah berfungsi untuk menggerakkan lidah dari sisi yang satu ke sisi yang berlawanan dan menggerakkan ke arah luar dan ke arah dalam. Pergerakan lidah karena otot tersebut memungkinkan lidah untuk memosisikan makanan untuk dikunyah, dibentuk menjadi massa bundar, dan dipaksa untuk bergerak ke belakang mulut untuk proses penelanan. Selain itu, otot-otot tersebut juga membentuk dasar dari mulut dan mempertahankan agar posisi lidah tetap pada tempatnya. Otot-otot intrisik lidah berasal dari dalam lidah dan berada dalam jaringan ikat lidah. Otot ini mengubah bentuk dan ukuran lidah pada saat berbicara dan menelan. Otot tersebut terdiri atas : otot longitudinalis superior, otot longitudinalis inferior, otot transversus linguae, dan otot verticalis linguae.
Untuk menjaga agar pergerakan lidah terbatas ke arah posterior dan menjaga agar lidah tetap pada tempatnya, lidah berhubungan langsung dengan frenulum lingual, yaitu lipatan membran mukosa yang berada pada bagian tengah sumbu tubuh dan terletak di permukaan bawah lidah, yang menghubungkan langsung antara lidah dengan dasar dari rongga mulut (Tortorra et al., 2009; Marieb and Hoehn, 2010).
Pada bagian dorsum lidah (permukaan atas lidah) dan permukaan lateral lidah, lidah ditutupi oleh papila. Papila adalah proyeksi dari lamina propria yang ditutupi oleh epitel pipih berlapis. Sebagian dari papila memiliki kuncup perasa, reseptor dalam proses pengecapan, sebagian yang lainnya tidak. Namun, papila yang tidak memiliki kuncup perasa memiliki reseptor untuk sentuhan dan berfungsi untuk menambah gaya gesekan antara lidah dan makanan, sehingga mempermudah lidah untuk menggerakkan makanan di dalam rongga mulut.

Gambar 2.3. Penampang Lidah (Netter, 2011)
2.1.3 Gigi
 Manusia memiliki dua buah perangkat gigi, yang akan tampak pada periode kehidupan yang berbeda. Perangkat gigi yang tampak pertama pada anak-anak disebut gigi susu atau deciduous teeth. Perangkat kedua yang muncul setelah perangkat pertama tanggal dan akan terus digunakan sepanjang hidup, disebut sebagai gigi permanen. Gigi susu berjumlah dua puluh empat buah yaitu : empat buah gigi seri (insisivus), dua buah gigi taring (caninum) dan empat buah geraham (molar) pada setiap rahang. Gigi permanen berjumlah tiga puluh dua buah yaitu : empat buah gigi seri, dua buah gigi taring, empat buah gigi premolar, dan enam buah gigi geraham pada setiap rahang (Seeley et al., 2008). Gigi susu mulai tumbuh pada gusi pada usia sekitar 6 bulan, dan biasanya mencapai satu perangkat lengkap pada usia sekitar 2 tahun. Gigi susu akan secara bertahap tanggal selama masa kanak-kanak dan akan digantikan oleh gigi permanen.
Gigi melekat pada gusi (gingiva), dan yang tampak dari luar adalah bagian mahkota dari gigi. Menurut Kerr et al. (2011), mahkota gigi mempunyai lima buah permukaan pada setiap gigi. Kelima permukaan tersebut adalah bukal (menghadap kearah pipi atau bibir), lingual (menghadap kearah lidah), mesial (menghadap kearah gigi), distal (menghadap kearah gigi), dan bagian pengunyah (oklusal untuk gigi molar dan premolar, insisal untuk insisivus, dan caninus).
Bagian-bagian penyusun gigi:
1.      Email adalah lapisan putih pada permukaab luar yang merupakan pelindung mahkota anatomis. Email berkembang dari organ email dan merupakan produk dari sel-sel epithelial khusus yang disebut ameloblas.
2.      Sementum adalah lapisan luar berwarna kuning suram dari akar gigi, berkembang dari sakus dental dan dihasilkan oleh sel sel yang disebut sementoblas,
3.      Dentin adalah jaringan keras yang berwarna kekuningan dibawah email dan sementum dan menyusun bagian dalam setiap mahkota serta akar gigi.
4.      Pulpa adalah jaringan lunak pada kavitas atau ruang ditengah mahkota dan akar yang disebut kavitas pulpa.
2.1.4. Jaringan Periodontal
Periodontium mengelilingi dan mendukung gigi. Terdiri atas empat komponen utama; gingiva, ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar. Mereka secara kolektif berfungsi sebagai unit untuk menjaga gigi di posisi, meskipun berbagai tanggapan selama pengunyahan. Di bagian oklusal, sementum diendapkan apikal untuk mengkompensasi kerugian. ligamen periodontal memiliki omset tinggi sel yang memungkinkan gigi ditangguhkan di stopkontak. Menanggapi gaya yang diterapkan, tulang mengisap pada tekanan sisi dan disimpan di sisi ketegangan (Piezoelectric efek) (Skoog et al, 2007;. Manbachi dan Cobbold, 2011).
Gingiva sebagai bagian integral dari periodonsium, tidak tercermin radiografi, karena merupakan jaringan lunak, tetapi memiliki patologi yang khas. Namun, karakteristik morfologi dari gingiva tergantung pada beberapa faktor seperti dimensi proses alveolar, bentuk gigi, peristiwa yang terjadi selama erupsi gigi, kecenderungan akhirnya dan posisi erupsi gigi (Skoog et al, 2007;. Seba et al, 2014.). Gingiva dan ligamen periodontal meskipun tidak muncul radiografi memiliki kolagen, substansi dasar, sel, saraf dan pembuluh darah yang sama (Berkovitz, 2004). Proses alveolar, lamina dura, ruang ligamen periodontal dan sebagian besar dentin akar terlihat di gigi radiografi periapikal. Proses alveolar adalah tulang dari rahang mengandung soket, dan itu terdiri dari bukal dan piring kortikal lingual, dengan tulang spons pusat. Radiografi gigi mendukung struktur terlihat yaitu proses alveolar, sementum / dentin, dan tulang alveolar / lamina dura. Kesehatan radiografi jaringan ini menentukan status periodontal dari gigi. Perubahan di lamina dura berhubungan dengan penyakit gigi dan penuaan (Yamaoka et al., 2009), dan itu adalah penentu status gigi jaringan periodontal (Minoru et al., 2010).
Dalam kesehatan, ruang ligamen periodontal adalah konstan. Di radiografi periapikal, itu adalah daerah radiolusen antara radiopak lamina dura dari tulang alveolar dan radiopaque dentin / sementum yang kompleks. Ruang ini berisi sel progenitor di ligamen periodontal yang dapat membedakan menjadi osteoblas untuk pemeliharaan fisiologis tulang alveolar; proses alveolar dan perbaikan mereka (Nanci dan Bosshardt, 2006). Dalam kesehatan, sementum yang merupakan substansi kalsifikasi khusus meliputi akar dentin sampai dengan persimpangan cemento-enamel dan membentuk salah satu sisi dari batas-batas interproksimal dari ligamen periodontal ruang. Selain itu, memberikan lampiran melalui serat Sharpy, dan memiliki peran protektif terhadap akar resorpsi (Emslie, 1978). Seperti jaringan termineralisasi lainnya dalam periodonsium, memiliki matriks seluler sejenis ekstra (Grzesik dan Narayanan 2002). Dalam kesehatan, periodontium berfungsi sebagai unit untuk mendukung semua fungsi gigi dan diagram diwakili seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.
 
Gambar 1. Sebuah presentasi grafis dari anatomi periodonsium (self).

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
a. Rongga mulut adalah bagian awal dari saluran pencernaan. Rongga mulut terbentang mulai dari permukaan dalam gigi sampai orofaring. Atapnya dibentuk oleh palatum durum dan mole, dasarnya dibentuk oleh lidah, dan dinding kiri dan kanan dibentuk oleh otot-otot pipi.
b. Gigi merupakan salah satu organ penting yang terdapat dalam rongga mulut. Gigi terdiri dari dua macam, yaitu gigi decidui dan gigi permanen. Bagian-bagian dari gigi meliputi: email, dentin, pulpa, dan sementum. Jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi ialah jaringan periodontal yang terdiri atas empat komponen utama; gingiva, ligamen periodontal, sementum dan tulang alveolar. Mereka secara kolektif berfungsi sebagai unit untuk menjaga gigi di posisi, meskipun berbagai tanggapan selama pengunyahan.

3.2 Saran
a. Pokok bahasan rongga mulut dan jaringan di sekitarnya merupakan pokok bahasan dasar dan sangat penting sebelum membahas gigi dan anatominya. Oleh karena itu, sebaiknya diberikan oleh seseorang yang lebih memahaminya secara keseluruhan sehingga tidak akan ada informasi yang terlewat oleh mahasiswa.





DAFTAR PUSTAKA

1.      Rickne C. Scheid, Gabriela Weiss. Woelfel’s dental anatomy 8th Ed, 2015
2.      U. Madukwe  Anatomy of the periodontium: A biological basis for radiographic evaluation of periradicular pathology, November 2014.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar